KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat,
ridho dan hidayah dari-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
ini yang berjudul “PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN MELALUI
PAGUYUBAN”.
Kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami
menyadari betul bahwa memang makalah ini belum sempurna seutuhnya.Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk perbaikan
di masa yang akan datang.
Semoga
makalah ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat dimanfaatkan di bidang
pendidikan dan dunia kerja, serta bermanfaat untuk pembangunan kesehatan bangsa
ini.
Yogyakarta,
8 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...........................................................................................3
1.2.Tujuan.........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan
Dalam Sistem Paguyuban..........................................................4
2.2 Pelayanan Kebidanan dengan pendekatan
paguyuba...................................4
2.3
Ciri-Ciri
Paguyuban.....................................................................................4
2.4 Tipe
Paguyuban...........................................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................6
3.2 Saran............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Aspek sosial
dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di era globalisasi sekarang
ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrim menuntut semua manusia harus
memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu
masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun
kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor
sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak,
faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi
mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi
sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik
positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak.
Menjadi seorang bidan bukanlah hal yang mudah. Seorang bidan harus siap
fisik maupun mental, karena tugas seorang bidan sangatlah berat. Bidan yang
siap mengabdi di kawasan pedesaan mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah
pola kehidupan masyarakat yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan
masyarakat. Tidak mudah mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat.
Apalagi masalah proses persalinan yang umum masih banyak menggunakan dukun
beranak.
Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi bidan di pedesaan adalah
kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan mengenali masalah
dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi kemampuan dasar yang harus
dimiliki bidan.
Untuk itu seorang bidan agar dapat melakukan pendekatan terhadap masyarakat
perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat
pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan
sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
1.2 Tujuan Makalah
1.
Apa yang dimaksud dengan paguyuban ?
2.
Bagaimana pelayanan kebidanan dengan
pendekatan paguyuban ?
3.
Apa saja ciri-ciri paguyuban ?
4.
Apa saja tipe paguyuban ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan
dalam sistem Paguyuban
Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang
diantara para warganya di warnai dengan hubungan sosial yang penuh rasa
kekeluargaan,bersifat batiniah dan kekal serta jauh dan pamri- pamri ekonomi.
2.2 Pelayanan
Kebidanan dengan pendekatan paguyuban
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan
kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban. untuk itu kita
sebagai tenaga kesehatan khusisnya calon bidan agar mengetahui dan mampu
melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatan peran aktif masyarakakt agar
masyarakat sadar pentingnya kesehatan. misalnya saja denagn mengadakan kegiatan
posyandu di puskesmas.
2.3 Ciri-Ciri Paguyuban
Menurut Ferdinand Tones ciri-ciri paguyuban yaitu :
1.
Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra.
2.
Private : hubungan bersifat pribadi.
3.
Exclusive : bahwa
hubungan tersebut hanyalah untuk "kita" saja dan tidak untuk orang
lain diluar kita.
Sedangkan
secara umum ciri – ciri paguyuban yaitu
:
1.
adanya hubungan perasaan kasih
sayang.
2.
adanya kenginan untuk meningkatkan
kebersamaan.
3.
Hubungan kekeluargaan masih kental.
4.
. sifat gotong royong masih kuat
2.4 Tipe Paguyuban
Memiliki
tiga tipe di masyarakat yaitu :
1.
Paguyuban karena ikatan
darah yaitu paguyuban berdasarkan keturunan. Contoh kelompok
kekeluargaan,keluarga besar.
2.
Paguyuban karena tempat yaitu
paguyuban yang terdiri dari orang yang berdekatan tempat tinggal.Contoh arisan
RT,RW,dan karang taruna.
3.
Paguyuban karena jiwa pikiran yaitu
paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang tidak punya hubungan darah
atau tempat tinggalnya tidak berdelatan tetapi mereka mempunyai jiwa dan
pikiran yang sama. Contohnya organisasi.
Dalam rangka peningkatan kualitas
dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya
paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar
mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif
masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan
mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas-puskesmas.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan
masyarakat, mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status
kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya,
berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas,
peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau
pelayanan kebidanan dengan baik, hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan
misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.
3.2.Saran
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah kerjanya, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
No comments:
Post a Comment