Pengertian
Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG)
Elektrokardiograf (Electrocardiograph-EKG/ECG) adalah suatu gambaran grafis
dari beda potensial antara dua titik pada permukaan tubuh. EKG biasanya direkam
pada kertas grafik seperti terlihat dalam Gambar 1. Dalam gambar tersebut
terlihat ada dua macam kotak yaitu kotak besar dan kecil. Kotak kecil mempunyai
ukuran 1mm x 1mm, dan kotak besar mempunyai ukuran 5mm x 5mm. Dalam EKG ada dua
variabel yang digunakan yaitu waktu dan tegangan. Variabel waktu dinyatakan
dalam arah mendatar, dan variabel tegangan dalam arah tegak. Skala untuk
variabel waktu adalah 0,04s/mm atau 25mm/s. Skala untuk tegangan adalah
0,1mv/mm atau 10mm/mV.
Doppler
1.
Pengertian Doppler
Fetal dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut
jantung bayi yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik. Alat
ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman digunakan
dan bersifat non invasif.
2.
Aplikasi Klinis
Aplikasi klinis dari
Doppler yaitu:
1.
Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah sebagai
reflektor yang bergerak.
2.
Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah
dan menilai ritme denyut jantung bayi.
3.
Diagnostik Doppler
Pemeriksaan
dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan dengan menggunakan efek
ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler ini sendiri yaitu ketika
gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah reflektor stationer,
gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama. Jadi, jika reflektor
bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan lebih tinggi,
sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang dipantulkan akan
lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima
sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi atau mendekati
transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan perbedaan antar frekuensi
tersebut dinamakan Doppler shift.
Fetal Doppler
hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik pencitraan seperti pada
velocimetri Doppler maupun USG. Untuk fetal Doppler, agar bisa
menangkap suara detak jantung, transduser ini memancarkan gelombang suara
kearah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung janin dan
ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai pengirim
gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo).
Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal
suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup
keras yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi
energi suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali
menjadi energi listrik. Pada velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang
diperoleh dan ditampilkan pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang
pantulan ultrasound.
Fetal
Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang disediakan oleh
stetoskop janin . Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding dengan
stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang
memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal dopler
juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung janin tanpa
harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ.
C. Suction
1. Pengertian
Suctioning atau penghisapan
merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan
terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret
pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri. Sebagian pasien
mempunyai permasalahan di pernafasan yang memerlukan bantuan ventilator mekanik
dan pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT (Endo
Trakeal Tube) masuk sampai percabangan bronkus pada saluran nafas. Pasien
yang terpasang ETT (Endo Trakeal Tube) dan ventilator maka respon
tubuh pasien untuk mengeluarkan benda asing adalah mengeluarkan sekret yang
mana perlu dilakukan tindakan suction
Suction adalah suatu
tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter penghisap
melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy
tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan
jalan nafas, mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya
infeksi paru. Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang mengalami
kelainan yang dapat menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat
penghisapan melalui trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises
esophagus, perdarahan gaster, infark miokard (Elly, 2000).
2. Indikasi penghisapan
sekret endotrakeal diperlukan untuk
1. Menjaga jalan napas
tetap bersih (airway maintenence)
2. Membersihkan jalan
napas (branchial toilet) bila ditemukan :
3. Pengambilan spesimen
untuk pemeriksaan laboratorium.
4. Sebelum dilakukan
tindakan radiologis ulang untuk evaluasi.
5. Mengetahui kepatenan
dari pipa endotrakeal.
Penerapan prosedur suction diharapkan
sesuai dengan standar prosedur yang sudah ditetapkan dengan menjaga kesterilan
dan kebersihan agar pasien terhindar dari infeksi tambahan karena prosedur
tindakan suction.
D. Vacum Ekstraksi
1. Pengertian Vacum
Ekstraksi
Ekstraksi vakum merupakam tindakan
obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi
tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu, kerjasama dan
kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat
penting dalam menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah
yang sama. Tarikan pada kulit kepala bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman
yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum). Mangkuk logam atau
silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput
artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh
penolong persalinan), melalui seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada
prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (oleh kontraksi) tekanan ekspresi eksternal
(tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum).
2. Syarat dalam
melakukan ekstraksi vakum:
1. Presentasi belakang kepala
2. Penurunan kepala
HIII+
3. Ketuban (-)
4. Tidak ada DKP / panggul
sempit
5. Pembukaan lengkap
6. Harus ada tenaga mengedan
dari ibu
3. Prosedur dalam
melakukan ekstraksi vakum:
1. Ibu tidur dalam posisi
litotomi
2. Persiapan alat vakum
3. Setelah persiapan vakum
selesai, dipilih mangkuk yang sesuai dengan pembukaan serviks, pada pembukaan
lengkap, biasanya ukuran mangkuk yang dipilih adalah mangkuk nomor 5
4. Mangkuk dimasukkan
ke dalam vagina dalam posisi miring, kemudian dipasang di bagian terendah
kepala, menjauhi ubun-ubun besar
5. Setelah mangkuk terpasang,
dilakukan pemeriksaan ulang, apakah ada jalan lahir/ jaringan yang terjepit.
6. Setelah itu pompa vakum
dinyalakan, dimulai dengan tekanan -0,2kg/cm2 selama 2 menit, kemudian
dinaikkan lagi menjadi -0,4kg/cm2 selama 2 menit, kemudian dinaikkan lagi
menjadi -0,6kg/cm2.
7. Setelah itu, dilakukan
traksi percobaan, dilihat apakah saat dilakukan traksi , kepala janin ikut
turun. Jika tidak, pemasangan mangkuk diulangi lagi.
8. Bersamaan dengan timbulnya
his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik searah dengan sumbu panggul.
Pada waktu melakukan tarikan , harus ada koordinasi yang baik antara tangan
kiri dan kanan penolong
9. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri
penolong menahan mangkuk,agar mangkuk selalu dalam posisi yang benar, sehingga
tidak terlepas. sedangkan tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang pada
pemegang.
10.Traksi dilakukan selama ada his,
dan harus mengikuti putaran paksi dalam , sampai occiput terlihat sebagai
hipomoklion, traksi dilakukan curam ke arah atas, dan tangan kiri menahan
perineum saat kepala meregang perineum, hinggal lahirlah dahi, mata, hidung,
mulut, dan dagu janin.
11. Setelah kepala lahir, tekanan
dihentikan ,dan mangkuk dilepaskan, janin dilahirkan seperti persalinan normal
biasa.
Ekstraksi vakum dikatakan gagal
apabila:
1. Waktu dilakukan traksi,
mangkuk terlepas sebanyak 3 kali,
2. Dalam waktu setengah jam
dilakukan ekstraksi , janin tidak lahir juga, pilihannya adalah :
a. Dicoba dengan ekstraksi
forceps, asal syarat lainnya juga memenuhi
b. Dilakukan section cesarean
E. Alat Monitoring Kesejahteraan
Janin
1. Pengertian alat
Monitoring kesejahteraan Janin
Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga
disebut Fetal Monitor adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kondisi
kesehatan janin. Pemeriksaan umumnya dapat dilakukan pada usia kehamilan 7-9
bulan dan pada saat persalinan. Pemeriksaan CTG diperoleh informasi berupa
signal irama denyut jantung janin (DJJ), gerakan janin dan kontraksi rahim.
Pada saat bersalin kondisi janin dikatakan normal apabila denyut jantung janin
dalam keadaan reaktif, gerakan janin aktif dan dibarengi dengan kontraksi rahim
yang adekuat.
Apabila kemungkinan terdapat masalah
pada janin maka dokter akan melakukan pemeriksaan NST (non stress test) dengan
memberikan infus oksitosin untuk menimbulkan kontraksi rahim (his) dan denyut
jantung janin diperiksa dengan CTG. Apabila tampak kelainan pada hasil
pemeriksaan CTG maka dokter kandungan akan melakukan tindakan persalinan dengan
segera.
Pemeriksaan dengan CTG sangat
diperlukan pada fasilitas pelayanan persalinan. Dengan adanya kemajuan
teknologi dan produksi harga peralatan CTG dapat menjadi lebih ekonomis. Dahulu
hanya rumah sakit yang menyediakannya.Agar pelayanan pemantauan pada ibu hamil
dan bersalin berjalan dengan baik rumah bersalin, klinik dokter bahkan bidan
praktek swasta sebaiknya memiliki CTG agar tidak ada kasus keterlambatan dalam
mendiagnosis adanya masalah pada ibu hamil dan melahirkan.
No comments:
Post a Comment